Bagaimanakah cara menulis berita yang baik?
Berita yang baik adalah berita yang sesuai dengan kaidah jurnalistik. Setiap berita harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada para pembaca. Salah satu caranya dengan memenuhi unsur 5W 1H yang ditemukan oleh Rudyard Kipling.
Rudyard Kipling yang juga seorang penulis berkebangsaan Inggris menamai formula 5W 1H ini sebagai metode kipling. Dengan cara ini, setiap informasi yang didapatkan akan menjadi lebih kaya dan mendalam
. (sumber)
Tujuan dari penggunaan prinsip 5W+1H dalam jurnalistik, tidak lain agar berita yang akan disampaikan kepada masyarakat dapat diterima dengan jelas. Selain itu, penggunaan 5W+1H adalah agar tidak mengaburkan makna kebenaran yang terkandung di dalam sebuah berita.
Menyusun berita memang perlu adanya keterampilan dalam menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
Prinsip 5W+1H sendiri diambil dari kata tanya dalam bahasa Inggris, di antaranya sebagai berikut:
1. What
What dalam bahasa Indonesia artinya “apa”. Kata tanya pertama yang berisi pertanyaan mengenai permasalahan atau hal yang terjadi pada suatu peristiwa. Unsur what ini akan mendorong penulis untuk mengumpulkan banyak fakta peristiwa.
Contoh pertanyaan:
“Apa yang menjadi motivasi Anda memenangkan lomba taekwondo ini?”
“Apa pandangan Anda terkait kebiasaan makan cokelat setiap hari?”
2. When
When berarti “kapan” peristiwa yang kita beritakan itu terjadi. Dalam poin ini, kita dapat menggunakan hampir semua satuan waktu, mulai dari hari, tanggal, tahun, hingga jam berapa berlangsungnya peristiwa tersebut.
Semakin detail informasi waktu yang disampaikan, semakin baik. Unsur “kapan” juga bermanfaat untuk membantu aparat penegak hukum dalam mengusut adanya peristiwa.
Contoh pertanyaan:
“Kapan dibukanya wisata bermain anak di Jakarta?”
“Pada pukul berapa kecelakaan itu terjadi?
3. Where
Where artinya “di mana” peristiwa tersebut berlangsung. Catat ya, dalam menuliskan lokasi, kita harus menuliskannya sedetail mungkin. Unsur “di mana” untuk mendukung pembaca dalam memahami alur cerita disertai keterangan tempat yang jelas atas suatu peristiwa.
Contoh pertanyaan:
“Di mana kasus penjambretan itu terjadi?”
“Di mana sarang burung walet yang terkenal mahal itu?”
4. Who
Who atau “siapa” mengacu pada siapa saja orang-orang yang terlibat dalam peristiwa yang diberitakan. Mengetahui sebuah berita atau cerita tidak akan lengkap jika tidak mengetahui siapa yang terlibat di dalamnya.
Contoh pertanyaan:
“Siapa saja yang mengalami cedera serius dalam pertandingan sepak bola?”
“Siapa yang menjadi pemenang MotoGP Mandalika 2022?”
5. Why
Why atau “mengapa” adalah informasi mengenai alasan, latar belakang, atau sebab-musabab peristiwa yang diberitakan itu terjadi. Jurnalis wajib membubuhkan unsur why untuk menjelaskan kepada pembaca alasan terjadinya suatu peristiwa.
Contoh pertanyaan:
“Mengapa dia pergi padahal waktu sudah tengah malam?”
“Mengapa ia datang terlambat ke sekolah pagi ini?
6. How
How adalah “bagaimana” peristiwa yang diberitakan tersebut bisa terjadi. Dalam istilah umum, how adalah urutan kronologis dari peristiwa yang kita beritakan.
Penulis diminta untuk menjabarkan bagaimana proses terjadinya peristiwa tersebut, serta dapat mendukung pernyataan atas unsur “mengapa” yang telah dijabarkan sebelumnya.
Contoh:
“Bagaimana proses evakuasi korban longsor di Bogor Jawa Barat?”
“Bagaimana kiat untuk mulai belajar menulis cerpen?”
Urutan 5W 1 H
What : Apa yang terjadi?
Who : Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu?
Why : Mengapa hal itu bisa terjadi?
When : Kapan peristiwa itu terjadi?
Where : Di mana peristiwa itu terjadi?
How : Bagaimana peristiwa itu terjadi?
Jika semua enam unsur terpenuhi, maka berita yang kita sajikan sudah termasuk kategori lengkap dan memenuhi kaidah jurnalistik.